Senin, 31 Mei 2010

Dakwah melalui internet,kenapa tidak?..

Internet adalah media yang memberikan informasi paling cepat saat ini. Perkembangan teknologi informasi ini bisa dimanfaatkan semua lapisan masyarakat, termasuk para santri. Sebagai salah satu ujung tombak syiar Islam, bukan suatu perbuatan dosa jika para santri mengambil informasi-informasi keislaman dari internet.

Melihat potensi tersebut, Telkom sengaja mengusung program Corporate Social Responsibility-nya (CSR) dengan memberikan pelatihan internet kepada para santri. Program yang bertajuk Santri Indigo ini merupakan buah kerjasama antara Telkom dan Harian Umum Republika. Santri Indigo ini dilakukan selama dua hari (30/11 – 1/12) di Pondok Pesantren Attaqwa, Bekasi. Pembukaan program Santri Indigo ini dihadiri GM Telkom Kandatel Bekasi, Teguh Prasetio, Redaksi Pelaksana Harian Umum Republika, Selamat Ginting, dan Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa, KH. Nurul Anwar.

"Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat harus dapat kita manfaatkan dengan optimal," demikian disampaikan Teguh Prasetio. Ia juga mengatakan, Santri Indigo telah berjalan sejak 2008 dengan jumlah peserta sebanyak 575 santri. Sementara itu Santri Indigo kali ini merupakan angkatan pertama tahun ke dua di Jawa Barat.

Ia berharap, kegiatan pelatihan internet ini dapat dimanfaatkan para santri dengan maksimal. Menurutnya, tujuan Santri Indigo adalah agar santri lebih megenal internet sebagi media dan sarana dakwah. “Dengan adanya teknologi informasi ini para santri juga bisa mendapatkan informasi yang lebih cepat,” ujarnya.

Internet bisa dimanfaatkan oleh siapa saja asalkan ia mau dan mampu mengakses layanan teknologi ini. Teguh mencontohkan bagaimana seorang cacat netra yang telah memanfaatkan teknologi informasi ini untuk mengaktualisasikan dirinya. Rencananya orang yang ia maksud akan mengisi salah satu rangkaian acara Santri Indigo pada hari kedua. Tamu tersebut akan berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang teknologi dunia maya ini meskipun ia mengalami keterbasan fisik. Teguh berharap, hadirnya tamu tersebut akan menginpirasi santri untuk mengikuti semangat dan kreativitas serta prestasi tamu tersebut.

“Dunia teknologi infomasi bergerak sangat fundamental dalam kehidupan dan perkembangannya terlebih lagi internet. Untuk itu mari kita sikapi dengan tepat agar dunia maya ini dapat memberikan manfaat seluas-luasnya dan kita dapat meminimalisasir dampak negatif yang ada. Mudah-mudahan apa yang kita harapkan ini dapat terwujud dengan adanya pelatihan ini,” imbuh GM Bekasi ini.

Sementara itu Selamat Ginting mengatakan, kegiatan ini memberikan pencerahan dan bekal pengetahuan kepada para santri dan pembimbingnya dalam dunia internet. “Selain Program Pelatihan Santri Indigo, Telkom dan Republika juga telah mengadakan Program Pelatihan "Bagimu Guru Kupersembahkan" yang merupakan wujud csr Telkom dan Republika dalam dunia pendidikan,” paparnya.

Selamat Ginting juga menjelaskan, pendidikan di pesantren tidak kalah dengan lembaga umum pendidikan lainnya. “Sejumlah pendiri negeri ini juga berasal dari kalangan pesantren. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menciptakan tokoh-tokoh pilar bangsa yang hadir dari pondok pesantren. Dalam era digital saat ini para santri diharapkan dapat berkontribusi dalam dunia maya sebagai sarana syiar islam,” tegasnya.

“Santri Indigo ini merupakan gagasan Telkom yang pada perkembangannya bekerjasama dengan Republika. Merasa sejalan dengan visi misinya sebagai satu-satunya koran komunitas Islam, Republika menyambut serius kegitaan ini,” papar Selamat Ginting. Ia berharap kegiatan pelatihan ini dapat menciptakan ahli di bidangnya.

Sementara itu Pimpinan Ponpes Attaqwa, KH. Nurul Anwar menilai kegiatan ini sebagai sebuah peluang dan kesempatan yang tidak boleh dilepaskan. Dalam sambutannya, KH. Nurul Anwar juga menjelaskan 3 faktor yang dapat membuat bangsa Indonesia maju. Di antaranya dengan mendorong dunia kampus, kedua mendorong kemajuan dunia pesantren sebagai penjaga moral dalam kehidupan masyarakat. Ketiga adalah dunia masjid. "Jika kita dapat mendorong ketiga unsur tersebut, Insya Allah umat Islam khususnya Indonesia akan eksis di dalam negeri maupun internasional," katanya.

Ia juga menambahkan, dalam era digital saat ini seharusnya generasi sekarang dapat lebih unggul dari ulama-ulama terdahulu. “Hal ini mengingat para ulama dahulu harus menempuh perjalanan selama tiga bulan dengan menaiki onta untuk mendapatkan hadist. Tapi kenyataannya untuk menyamai saja kita tidak bisa. Hal itu dikarenakan tidak adanya kemauan dari diri kita,” ujar KH. Nurul Anwar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar